BAB II
Pembahasan
2.1
PENGERTIAN
SKIZOFRENIA
Skizofrenia
berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang artinya retak atau pecah (split), dan
“frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan
jiwa Skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan
kepribadian (splitting of personality) (Hawari, 2003).
Skizofrenia adalah
gangguan jiwa yang penderitanya tidak mampu menilai realitas (Reality Testing
Ability/RTA) dengan baik dan pemahaman diri (self insight) buruk (Hawari,
2003).
Gangguan
Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi area fungsi
individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi, menerima, dan
menginterprestasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan beperilaku
dengan sikap yang dapat diterima secara sosial (Isaacs, 2005).
2.2 DASAR
TEORI SKIZOFRENIA
Teori Psikoanalitik
Teori
psikoanalitik mengemukakan bahwa gejala skizofrenia mempunyai arti simbolik
bagi pasien individual. Misalnya, fantasi tentang dunia akan berakhir mungkin
menyatakan suatu perasaan bahwa dunia internal seseorang telah mengalami
kerusakan.
Teori Psikodinamik
Dasar dari teori
dinamia adalah untuk mengerti dinamika pasien dan untuk mengerti makna simbolik
dari gejala. Teori ini menganggap bahwa hipersensitivitas terhadap stimuli
persepsi yang didasarkan secara kontitusional sebagai suatu deficit.
Teori Genetic
Gangguan gen
menyebabkan skizofrenia atau minimal rentan terhadap skizofrenia. Abnormalitas
struktur otak pembesaran jantung mungkin mengindikasikan melemahnya fungsi
beberapa area otak, memunculkan berkurangnya fungsi kognitif dan emosi.
Penurunan volume dan kepadatan neuron di frontal dan temporal cortex dan area
limbic menyebabkan berkurangnya fungsi emosi dan kognitif.
Teori Kognitif
Gejala skizofrenia
muncul dari respon individu terhadap pengalaman indrawi yang aneh.
2.3 FAKTOR
PENYEBAB SKIZOFRENIA
Adapun faktor –
faktor penyebab skozofrenia antara lain :
·
Faktor
biologis yaitu faktor gen yang melibatkan skizofrenia, obat-obatan, anak
keturunan dari ibu skizofrenia, anak kembar yang indentik ataupun frental dan
abnormalitas cara kerja otak.
·
Faktor
psikologis yaitu faktor – faktor yang berhubungan dengan gangguan pikiran,
keyakinan, opini yang salah, ketidakmampuan membina, mempertahankan hubungan
sosial, adanya delusi dan halusinasi yang abnormal dan gangguan afektif.
·
Faktor
lingkungan yaitu pola asuh yang cenderung skizofrenia, adopsi keluarga
skizofrenia dan tuntunan hidup yang tinggi.
·
Faktor
organis yaitu ada perubahan atau kerusakkan pada sistem syaraf sentral juga
terdapat gangguan – gangguan pada sistem kelenjar adrenalin dan piluitari
(kelenjar dibawah otak). Kadang kala kelenjar thyroid dan adrenal mengalami
atrofi berat. Dapat juga disebabkan oleh proses klimakterik dan gangguan
menstruasi. Semua ganguan tadi menyebabkan degenerasi pada energi fisik dan
energi mentalnya.
2.4 GEJALA
KLINIS SKIZOFRENIA
Gambaran gangguan
jiwa skizofrenia beraneka ragam dari mulai gangguan pada alam pikir, perasaan
dan perilaku yang mencolok sampai pada yang tersamar. Sebelum seseorang sakit,
pada umumnya penderita sudah mempunyai cirri-ciri kepribadian tertentu.
Kepribadian penderita sebelum sakit disebut sebagai Kepribadian Pramorbid,
seringkali digambarkan sebagai orang yang mudah curiga, pendiam, sukar bergaul,
lebih senang menarik diri dan menyendiri serta eksentrik (aneh). Gangguan jiwa
Skizofrenia biasanya mulai muncul dalam masa remaja atau dewasa muda (sebelum
usia 45 tahun). Seseorang dikatakan menderita Skizofrenia apabila perjalanan
penyakitnya sudah berlangsung lewat 6 bulan. Sebelumnya didahului oleh
gejala-gejala awal disebut sebagai fase prodromal yang ditandai dengan mulai
munculnya gejala-gejala yang tidak lazim misalnya pikiran tidak rasional,
perasaan yang tidak wajar, perilaku yang aneh, penarikan diri dan sebagainya.
Gejala – gejala Skizofrenia dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu gejala positif
dan gejala negatif.
a. Gejala
positif Skizofrenia
Gejala positif
yang diperlihatkan pada penderita skizofrenia adalah sebgai berikut :
1) Delusi
atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal).
Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan itu tidak rasional,
namun penderita tetap meyakini kebenarannya.
Bentuk –bentuk
delusi yang berkaitan dengan skizofrenia yaitu:
1. Delusions of persecution adalah
penderita skizofrenia yang mengalami gangguan psikotik ditandai waham
kebesaran, tersohor, sebagai tokoh-tokoh penting atau merasa hebat.
2.
Delusions
of persecution adalah pasien skizofrenia yang mengalami gangguan psikotik
ditandai adanya waham prasangka buruk terhadap dirinya atuapun orang lain yang
tidak realitas. Merasa orang lain sangat dengki dengan dirinya.
3.
Erotomatic
adalah keyakinan penderita skizofrenia mencarimembututi orang-orang tersohor
ataupun pada orang – orang yang dicintainya. Penderita merasa dirinya dicintai
4. Jealous yaitu keyakinan penderita
skizofrenia bahwa pasangan seksualnya melakukan selingkuh atau tidak setia pada
dirinya.
2) Halusinasi,
yaitu pengalaman panca indera tanpa rangsangan (stimulus). Misalnya penderita
mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak das
umber dari suara atau bisikan itu.
Ciri – ciri klinis
dari penderita halusinasi yaitu :
1. Tidak memiliki insight yang jelas
dan kesalahan dalam persepsi
2. Adanya associative spilitting dan
cognitive splitting.
Bentuk-bentuk
halusinasi yang berkaitan dengan penderita skizofrenia yaitu :
1. Halusinasi pendengaran (audiotory
hallucination) adalah penderita skizofrenia yang mengalami gangguan psikotik
melalui adanya pendengaran terhadap objek suara – suara tertentu. Keadaan ini
sering terjadi ketika penderita skizofrenia tida melakukan aktivitas. Terjadi
pada bagian wernickes area.
2.
Halusinasi
pada bagian otak (brain imaging) yaitu gangguan daerah otak terutama bagian
brocas area adalah daerah pada bagian otak yang selalu memberikan halusinasi
pada penderita skizofrenia.
3. Disorganisai.Disorganisasi adalah gangguan
psikotik dari penderita skizofrenia yang ditandai ketidakmampuan dalam mengatur
arah bicara, reaksi emosional dan perilaku motoriknya.
3) Kekacauan
alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya
kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.
4) Gaduh,
gelisah, tidak dapat diam, mondar-madir, agresif, bicara dengan semangat dan
gembiran berlebihan.
5) Merasa
dirinya “Orang Besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan sejenisnya.
6) Pikirannya
penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya.
7) Menyimpan
rasa permusuhan.
Gejala-gejala
positif skizofrenia amat mengganggu lingkungan (keluarga) dan merupakan salah
satu motivasi keluarga membawa penderita berobat.
b. Gejala
negatif skizofrenia
Gejala-gejala
negatif yang diperlihatkan pada penderita Skizofrenia adalah sebagai berikut :
1) Alam
perasaan (affect) “tumput” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan ini dapat
terlihat dari wajah yang tidak menunjukkan ekpresi.
2) Menarik
diri atau mengasingkan diri (withdrawn) tidak mau bergaul atau kontak dengan
orang lain, suka melamun (day dreaming).
3) Kontak
emosional amat ‘miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
4) Pasif dan
apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
5) Sulit
dalam berpikir abstrak.
6) Pola pikir
stereotip.
7) Tidak ada
atau kehilangan dorongan kehendak (avolition) dan tidak ada inisiatif, tidak
ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, menoton, serta tidak ingin apa-apa
dan serba malas (kehilangan nafsu).
Gejala-gejala
negatif skizofrenia seringkali tidak disadari atau kurang diperhatikan oleh
pihak keluarga, karena dianggap tidak “mengganggu” sebagaimana halnya pada
penderita skizofrenia yang menunjukkan gejala-gejala positif
2.5
JENIS-JENIS
SKIZOFRENIA
Penderita
skizofrenia digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang
terdapat padanya. Adapun pembagian skizofrenia (Maramis, 1994) adalah sebagai
berikut :
a. Skizofrenia simplex :
sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simplex
ialah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses pikir biasanya
sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali. Jenis ini timbulnya
perlahan-lahan sekali.
b. Skizofrenia hebefrenik :
permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja
atau antara 15 – 25 tahun. Gejala yang menyolok ialah : gangguan proses
berfikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi. Waham dan halusinasi
banyak sekali.
c. Skizofrenia katatonik :
timbulnya pertama kali antara umur 15 – 30 tahun, dan biasanya akut serta
sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik
atau stupor katatonik.
d. Skizofrenia paranoid :
gejala-gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai waham-waham sekunder
dan halusinasi. Pada pemeriksaan yang teliti adanya gangguan proses berfikir,
gangguan afek, emosi dan kemauan.
e. Episode Skizofrenia akut
: gejala skizofrenia timbul mendadak sekali dan klien seperti dalam keadaan
mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut.
f. Skizofrenia residual
ialah keadaan skizofrenia dengan gejala-gejala primer, tetapi tidak jelas
adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali
serangan skizofrenia.
g. Skizo-afektif
; gejala-gejala skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaan juga
gejala-gejala depresi atau gejala-gejala mania. Jenis ini cenderung untuk
menjadi sembuh tanpa efek, tetapi mungkin juga timbul lagi serangan.
2.6 TERAPI (PENGOBATAN) SKIZOFRENIA
Ganguan jiwa
skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung berlanjut (kronis,
menahun). Oleh karenanya terapi pada skizofrenia memerlukan waktu relatif lama
berbulan bahkan bertahun, hal ini dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin
kekambuhan (relapse). Terapi yang dimaksud meliputi terapi dengan obat-obatan
anti Skizofrenia (psikofarmaka), psikoterapi, terapi psikososial dan terapi
psikorelegius (Hawari, 2003).
a. Psikofarmaka
Adapun obat
psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai
berikut :
1) Dosis
rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relatif singkat.
2) Tidak ada
efek samping, kalaupun ada relatif kecil.
3) Dapat
menghilangkan dalam waktu relatif singkat gejala positif maupun negatif
skizofrenia.
4) Lebih
cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat).
5) Tidak
menyebabkan kantuk.
6) Memperbaiki
pola tidur.
7) Tidak
menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi.
8) Tidak
menyebabkan lemas otot.
9) Kalau
mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).
Jenis obat
psikofarmaka dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan generasi pertama
(typical) dan golongan generasi kedua (atypical).
1) Termasuk
golongan generasi pertama misalnya : Chlorpromazine HCL (Largactil),
Trifluoperazine HCL (Stelazine), Thioridazine HCL (Melleril), Haloperidol
(Haldol, Serenace).
2) Termasuk
golongan generasi kedua misalnya : Risperidone (Risperdal), Clozapine
(Clozaril), Quetiapine (Serquel), Olanzapine (Zyprexa).
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan
atau psikoterapi pada penderita skizofrenia, baru dapat diberikan apabila
penderita dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan di mana kemampuan
menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA) sudah kembali pulih dan
pemahaman diri (insight) sudah baik. Psikoterapi diberikan dengan catatan bahwa
penderita masih tetap mendapat terapi psikofarmaka.
Psikoterapi
diberikan tergantung dari kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit
(Pramorbid), adapun macam psikoterapi adalah sebagai berikut :
1) Psikoterapi
Suportif, dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar
penderita tidak putus asa dan semangat juangnya (fighting spirit) dalam
menghadapi hidup ini tidak kendur dan menurun.
2) Psikoterapi
Re-edukatif, dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya
memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu.
3) Psikoterapi
Re-konstruktif, dimaksudkan untuk memperbaiki kembali (re-konstruksi)
kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi pribadi utuh seperti semula
sebelum sakit.
4) Psikoterapi
Kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan
daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai-nilai moral
etika, mana yang baik dan buruk.
5) Psikoterapi
Psiko-dinamik, dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika
kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari
jalan keluarnya.
6) Psikoterapi
Perilaku, dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
(maladatif) menjadi perilaku yang adaptif (mampu menyesuaikan diri).
7) Psikoterapi
keluarga, dimaksudkan untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluarganya.
c. Terapi
Psikososial
Terapi psikososial
dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosial
sekitarnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang
lain, sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
d. Terapi
Psikoreligius
Terapi keagamaan
(psikoreligius) terhadap penderita Skizofrenia dimaksudkan gejala patologis
dengan pola sentral keagamaan dapat diluruskan, dengan demikian keyakinan atau
keimanan penderita dapat dipulihkan kembali di jalan yang benar.
Bab III
Sinopsis dan Analisis Film Beautiful Mind
3.1 Sinopsis
Film Beautiful Mind
Film ini
menceritakan tentang kisah perjuangan seorang ahli matematika genius yang
bernama John Forbes Nash, yang berhasil menciptakan konsep ekonomi yang kini
dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi kontemporer. Selama Perang Dingin
berlangsung, Nash mengidap schizophrenia yang membuatnya hidup dalam halusinasi
dan selalu dibayangi ketakutan hingga ia harus berjuang keras untuk sembuh dan
meraih hadiah Nobel tahun 1994, kala ia memasuki usia senja.
John Nash
merupakan seorang yang genius karena kegeniusannya ia masuk ke universitas
bergensi, Princeton University. Ia merupakan orang yang suka menyendiri,
pemalu, rendah diri, dan introvert. Nash mengatakan bahwa ia tidak terlalu suka
berhubungan dengan orang lain dan menurutnya tak ada orang yang menyukainya.
Selain itu, ia juga merupakan orang yang arogan dan bangga akan kepandaiannya.
Ini ditunjukkannnya dengan cara menolak mengikuti kuliah yang dianggapnya hanya
menghabiskan waktu dan membuat otak tumpul. Sebagai gantinya, Nash lebih banyak
meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinal untuk meraih gelar
doktornya dan diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di
MIT.
Selain itu, Nash
mempunyai teman sekamar bernama Charles Herman, mempunyai keponakan yang
bernama cilik Marcee. Menurut Nash, teman sekamarnya itu sangat mengerti
dirinya. Nash suka menulis rumus di jendela kamarnya dan perpustakaan yang
secara tidak sengaja ia berhasil menemukan konsep baru.
Hidup Nash mulai
berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara
Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia
ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash
terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.
Nash mulai jatuh
cinta pada seorang gadis bernama Alicia Larde. Setelah Nash menikah, Nash
menjadi semakin parah. Ia semakin ketakutan dan terlihat aneh. Akhirnya, Alicia
Larde mulai curiga dengan kondisi suaminya tersebut. Larde mulai mencari tahu
tentang teman sekamar Nash yang pernah diceritakannya. Ketika Larde mencari
tahu , ternyata teman yang diceritakan oleh Nash tidak ada dan ternyata, Nash
hanya tingga sendiri di astrama tersebut. Nash semakin hari semakin ketakutan
karena ia merasa diikuti oleh agen rahasia. Dari situlah Larde membawa Nash ke
sebuah rumah sakit jiwa untuk diobati
3.2 Analisis
Film Beautiful Mind
Penyebab Awal
munculnya gangguan :
Awalnya mula Nash
terungkap mengidap Skizofrenia paranoid ketika ia sedang membawakan makalahnya
di sebuah seminar di Harvard , delusinya muncul , ia ketakutan dan bertingkah
aneh tanpa sebab ketika membawakan makalahnya dan tanpa sebab lari meninggalkan
acara dengan ketakutan. Dr Rosen yang merupakan ahli jiwa menangkap dan
membawanya ke rumah sakit jiwa. Setelah ditanya apa yang menjadi kegelisahan
dari Nash dan Nash menceritakan semuanya.
Ciri-ciri
Sizofrenia dalam film Beautiful mind :
1. Adanya delusi atau
waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan
·
Waham
Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu
sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya. Waham ini menjadikan
penderita paranoid selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan
karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.Dalam film ini, Nash selalu
merasa diikuti oleh agen rahasia. Agen ini selalu mengikuti Nash kemanapun ia
pergi termasuk ke tempat ia mengajar.
·
Waham
Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu
kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting.Nash menganggap dirinya
adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen rahasia.
·
Waham
Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar
sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya.Waham pengaruh ini
terlihat pada saat adegan Nash mengiris pergelangan tangannya yang menurutnya
di dalam tangannya tersebut terdapat kode rahasia.
2. Adanya halusinasi,
yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal
kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan.Dalam film ini, Nash mengatakan
bahwa ia mempunyai teman sekamar yang bernama Charles Herman serta keponakannya
yang bernama Marcee, serta ia juga merasa selalu diikuti oleh agen rahasia yang
bernama William Parcher.
3. Gejala
motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan
gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh dan juga dapat dilihat dari cara
berjalannya.Dalam film ini, bisa dilihat bagaimana gaya berjalannya Nash. Pada
saat berjalan Nash agak membungkuk dan juga bisa terlihat pada saat Nash berkenalan
dengan teman-temannya.
4. Adanya
gangguan emosi Gangguan
emosi ini terlihat pada saat Nash menggendong anaknya yang masih bayi. Nash
tidak merespon pada saat anaknya menangis.
5. Penarikan
sosial (social withdrawl), pada umumnya tidak menyukai orang lain dan
menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki
sedikit teman.Withdrawl Nash terlihat dari Nash yang tidak mempunyai teman pada
saat ia sekolah. Ia lebih suka menyendiri di kamar dan perpustakaan dan ia juga
mengatakan bahwa ia tidak terlalu suka berhubungan dengan orang
lain. Nash hanya mempunyai teman khayalannya yang bernama Charles
Herman.
4.3
Cara Penyembuhan atau Terapi yang Dilakukan :
Pendekatan atau
terapi yang digunakan untuk penyembuhan Nash adalah dengan cara ECT atau
Electroshock Therapy atau terapi elektrokonvulsif selama 5 kali seminggu selama
10 minggu. ECT merupakan terapi yang sering digunakan pada tahun 1940 – 1960
sebelum obat antipsikotik dan antidepresan mudah diperoleh. Cara kerja terapi
ini yaitu dengan mengalirkan arus listrik berdaya rendah ke otak yang cukup
untuk menghasilkan kejang yang mirip dengan kejang epileptik. Kejang inilah
yang menjadi terapetik bukan arus listriknya. Sebelum dilakukan ECT pasien
disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang akan mencegah spasme konvulsif
otot – otot tubuh dan kemungkinan cidera. Efek samping menggunakan ECT adalah
gangguan memori. Namun, efek samping ini dapat dihindari dengan menjaga
rendahnya arus listrik yang dialirkan. Setelah
dilakukan perawatan di rumah sakit jiwa , Nash dipulangkan dan menjalani
perawatan jalan di rumahnya namun tetap meminum obat – obat psikoterapetik yang
diberikan Dr. Rossel. Obat ini harus Nash rutin minum dan diawasi langsung oleh
Alicia , istrinya. Meskipun obat psikoterapetik tidak dapat menyembuhkan
skizofrenia, namun obat obat antipsikotik akan membantu penderita untuk
menghilangkan halusinasi dan memulihkan proses berpikir rasional. Cara kerja
obat – obat ini dengan menghambat reseptor dopamin dalam otak . Namun, efek
dari pemakaian obat – obat antipsikotik ini adalah sulit berkonsentrasi,
menghambat proses berpikir, dan tidak memiliki gairah seksual.
Selain itu terapi
yang sangat penting adalah terapi sosial yang diberikan Alicia dengan tetap
mendukung, menerima dan menemani serta memberi cinta dan kasih yang tulus dalam
proses penyembuhan Nash. Disini letak peran keluarga dan orang terdekat untuk
memberi dukungan moral dan penerimaaan yang tulus serta empati kepada penderita
Skizofrenia. Bahwa mereka dicintai, masih diterima dan tidak sendiri dalam
menghadapi masalah dan penyakit yang dialami. Hal itu terbukti Nash akhirnya
dapat mengontrol dirinya dan dapat membedakan mana ranah delusi dan
halusinasinya dan mana kehidupan nyatanya. Hal tersebut untuk penderita Skizofrenia
adalah pencapaian yang luar biasa, karena memang belum ditemukan obat untuk
dapat menyembuhkan total penderita Skizofrenia. Obat psikoterapetik dan terapi
– terapi yang diberikan hanya untuk mengurangi delusi dan halusinasi dan
penderita hanya bisa mengontrol dan berusaha sadar mana yang ranah delusi
halusinasi mana kehidupan nyata nya. Dan yang paling menakjubkan , Nash di usia
senja nya dapat meraih nobel dan terus berkarya walaupun menghadapi penyakitnya
.
BAB IV
Kesimpulan
Sampai
saat ini Skizofrenia adalah salah satu penyakit mental yang belum diketahui
pasti penyebabnya. Bukti terbaru mengatakan bahwa struktur maupun aktivitas
otak penderitanya adalah abnormal, namun demikian selain penyebab genetik
(biologis) bisa dimungkinkan bahwa skizofrenia juga disebabkan oleh faktor
sosial dan psikologis. Untuk pengobatan skizofrenia sendiri tidak dapat
secara sempurna disembuhkan tetapi dengan pengobatan dan bimbingan yang baik
penderita dapat ditolong untuk berfungsi terus,bekerja sederhana dirumah atau
diluar rumah,keluarga atau orang lain dilingkungan penderita dari manipulasi
lingkungan agar mereka lebih sabar menghadapinya.
Daftar Putaka
Chaplin,
J.P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi, terj.
Kartini Kartono. Jakarta : PT RajaGrafindo Perkasa.
Kartono,
Kartini. 2000. Hygiene Mental.
Bandung: CV. Mandar Maju.
Maslim,
Rusdi, ed. Buku Saku PPDGJ III,
Jakarta, 1995.
Ardi,
Ardani, Tristiadi, Dkk. 2007. Psikologi
Klinis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hawari,D.2003.Pedekatan
Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia.Jakarta :Balai Penerbit
Arif,S.2006.Skizofrenia
memahami Dinamika Keluarga Pasien.Bandung:Refika Aditama
0 komentar:
Posting Komentar