Psikoterapi
Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi secara
etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang diartikan sebagai
jiwadan “theraphy” dari bahasa yunani yang berarti merawat atau mengasuh. Sehingga,
psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan”
seseorang. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan “psychoteraphy” tidak
tercantum, tetapi ada perkataan “psychotherapeutic” yang di artikan sebagai
perawatan terhadap suatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk
mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis terhadap pasien
yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian. Sebagaimana di
ketahui, bahwa perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga bisa di
lakukan dengan pendekatan dari bidang kedokteran, antara lain dengan
farmakoterapi.
Tujuan Psikoterapi
Terdapat beberapa tujuan
psikoterapi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada peribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalah dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus dilakukan oleh klien. Corey (1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : Terapi perilaku bertujuan secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (mal adaptive) dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.
- Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Corey, et al (1987) sebagai berikut : Agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Corey (1991) merumuskan tujuan Gestalt sebagai berikut : membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. unutk merangsangya meneriama tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
Konseling
Pengertian Konseling
Dilihat dari sejarahnya, konseling
berkaitan erat dengan pemberian nasihat. Suatu keinginan untuk membantu orang
lain dengan memberikan nasihat, namu kenyataanya tidak sesederhana sebagaimana
di perkirakan. Dalam usaha merumuskan sesuatu tidak mungkin terhindar dari latar
belakang teori dan pandangan dari ahli atau tokoh yang menyusun, yang merumuskan,
serta penekanan sesuai dengan orientasi khusus yang ingin lebih di tonjolkan.
Stewart (1986),
menyusun secara kronologis berbagai perumusan mengenai konseling sebagai
berikut:
1.
Rogers [1942]: Suatu hubungan yang bebas dan
berstruktur yang membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri yang
membimbingnya untuk menentukan langkah-langkah positif kea rah orientasi baru.
2.
Pepinsky dan Pepinsky [1954]: Interaksi yang:
a.
Terjadi antara dua orang, yang satu disebut
sebagai konselor dan yang lain sebagai klien.
b.
Berlangsung dalam kerangka professional, dan
c.
Diarahkan agar memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku pada klien.
3.
Smith [1955]: Suatu proses yang terjadi dalam
hubungan pribadi antara seseorang yang mengalami kesulitan dengan seseorang
yang professional yang latihan dan pengalamannya mungkin dapat di pergunakan
untuk membantu orang lain mampu memecahkan persoalan pribadinya.
4.
Lewis [1970]: Adalah proses di mana seseorang
yang mengalami kesulitan (klien) dibantu untuk merasakan dan selanjutnya
bertindak dengan cara yang lebih memuaskan dirinya, melalui interaksi dengan
seorang yang tidak terlibat yakni konselor.
Konselor memberikan informasi dan reaksi untuk mendorong klien
mengembangkan perilaku untuk berhubungan secara lebih efektif dengan diri
sendiri dan lingkungan.
Tujuan Konseling
·
Mengubah perilaku yang salah penyesuaian
Para ahli konseling dan
psikoterapi berpandangan bahwa tujuan konseling adalah mengubah tingkah laku
klien yang salah penyesuaian menjadi perilaku yang tepat penyesuaiannya.
Seseorang yang salah penyesuaian perlu mendapatkan konseling, jika tidak
dibantu maka dapat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya.
Terkadang ada klien yang
tidak dapat memahami diri dan perilakunya sendiri, jika klien memang ingin
penyesuaian yang baik maka klien harus menyadari dan memiliki kemauan untuk
berubah, agar proses konseling dapat berjalan lancar.
·
Belajar membuat keputusan
Dalam proses konseling juga
harus belajar dalam membuat keputusan. Memang tidak gampang dalam mengambil
keputusan, tetapi klien harus belajar dan berani dalam hal itu. Karena yang
lebih tahu dan paham tentang masalah tersebut adalah klien itu sendiri.
Setiap keputusan yang
diambil pasti memiliki konsekuensi positif dan negatif, menguntungkan dan
merugikan, yang menunjang maupun yang menghambat. Maka dari itu, dorongan dari
konselor juga diperlukan tetapi dengan risiko yang sudah dipertimbangkan
sebelumnya sebagai konsekuensi alamiah.
·
Mencegah munculnya masalah
Mencegah munculnya masalah
mengandung tiga pengertian, yaitu mencegah jangan sampai mengalami masalah di
kemudian hari, mencegah jangan sampai masalah yang dialami bertambah berat atau
berkepanjangan, mencegah jangan sampai masalah yang dihadapi berakibat gangguan
yang menetap.
Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
Perbedaan konsleing dan psikoterapi adalah
konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih
mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika
proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat
lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga
nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada
treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan
pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk
menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih mengusahakan
agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah
yang positif.
KONSELING
|
PSIKOTERAPI
|
1. Klien
|
1. Pasien
|
2. Gangguan yang kurang serius
|
2. Gangguan yang serius
|
3. Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
|
3. Masalah
kepribadian dan pengambilan
keputusan
|
4. Berhubungan dengan pencegahan
|
4. Berhubungan dengan penyembuhan
|
5. Lingkungan
pendidikan dan non medis
|
5. Lingkungan medis
|
6. Berhubungan dengan kesadaran
|
6. Berhubungan dengan ketidaksadaran
|
7. Metode pendidikan
|
7. Metode penyembuhan
|
Referensi:
Gunarsa, S.D.
(2007). Konseling Dan Psikoterapi.
Jakarta: Gunung Mulia.
Suardiman. (2013). Psikologi Konseling. Yogyakarta : Perc. “STUDING”
Suardiman. (2013). Psikologi Konseling. Yogyakarta : Perc. “STUDING”