REVIEW JURNAL PSIKOTERAPI-REALITY THERAPY

Posted by Unknown on Juni 12, 2017 with No comments
Judul
Effectiveness of Reality Therapy Program for Schizophrenic Patients
Jurnal
Journal of Korean Academy of Nursing
Volume&Halaman
Vol. 3, No. 8, 1485-1492
Tahun
2005
Penulis
Jeongsook Kim, PhD
Reviewer
Gita Amanda Aprilia
Tanggal
13 Juni 2017
Introduction
Pengobatan farmakologis skizofrenia diperlukan untuk mengurangi gejala psikotik dan pencegahan kambuh, namun tidak cukup untuk pengobatan yang efektif pada mayoritas pasien. Sekarang umumnya diakui bahwa pengobatan skizofrenia yang efektif memerlukan intervensi biologis dan psikososial (Lehman, 1999; Malla et al., 1998).
Terapi Realitas adalah perawatan psikiatri yang efektif dan berlaku untuk semua orang dengan masalah kejiwaan (Glasser, 2003). William Glasser MD, seorang psikiater Amerika, mengembangkan Reality Therapy di pertengahan tahun enam puluhan dan teknik, teorinya, dan aplikasi yang lebih luas terus berkembang. Terapi Realitas adalah metode konseling yang mengajarkan orang bagaimana mengelola kehidupan mereka sendiri, membuat pilihan yang lebih efektif, dan bagaimana mengembangkan kekuatan untuk mengatasi tekanan dan masalah kehidupan (Glasser, 1998). Praktik Terapi Realitas adalah proses berkelanjutan yang terdiri dari dua komponen utama: Menciptakan lingkungan yang saling percaya; Dan menggunakan teknik yang membantu seseorang menemukan apa yang sebenarnya mereka inginkan, merenungkan apa yang mereka lakukan sekarang, dan menciptakan sebuah rencana baru untuk memenuhi 'kebutuhan' tersebut dengan lebih efektif di masa

depan. Menurut Reality Therapy, gejala psikotik yang dialami penderita skizofrenia dianggap sebagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Terapi Realitas menekankan pada pelatihan pasien dalam pengendalian diri dan rasa tanggung jawab untuk mendapatkan kontrol yang lebih efektif, yang memenuhi kebutuhan mereka (Kim, 2001).

Untuk meningkatkan pengendalian diri dan tanggung jawab, pasien skizofrenia harus percaya bahwa perilaku mereka adalah hasil dari pilihan mereka sendiri, yang mengendalikan kehidupan mereka. Kekuasaan tergantung pada tingkat lokus kontrol internal (Glasser, 1981). Diasumsikan bahwa lokus kontrol internal yang lebih tinggi dapat menyebabkan perilaku yang lebih efektif dan konstruktif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan program ini untuk locus of control internal, harga diri dan keterampilan mengatasi masalah. Ini juga bertujuan untuk mempresentasikan program ini sebagai metode rehabilitasi psikiatri yang berguna bagi pasien skizofrenia di Korea.
Subjek
Penelitian dilakukan di rumah sakit jiwa di Korea Selatan. Subjeknya adalah penderita skizofrenia dari unit rehabilitasi rawat inap. Kriteria untuk memilih pasien adalah sebagai berikut:
(a) pasien psikiatri penderita skizofrenia berusia antara 20 sampai 45
(b) pasien yang gejala psikotik akut seperti halusinasi, khayalan, penarikan diri, ketidakpedulian emosional
(c) orang-orang yang tidak memiliki kelainan perilaku (kekerasan, luka diri sendiri, merugikan orang lain, dll.
(d) orang-orang yang mampu berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain sambil mampu memahami dan memberi jawaban atas tes tes.
Ke 32 pasien yang mengerti tujuan penelitian ikut berpartisipasi. 17 pasein dikelompokkan dalam kelompok eksperimen, dan 15 ditempatkan pada kelompok kontrol. Pengelompokan tersebut didasarkan pada kriteria umur, jenis kelamin, status perkawinan dan masa penyakitnya.
Metode
Desain quasi-eksperimental kontrol nonequivalent dengan pretest dan posttest digunakan.

Program ini terdiri dari 4 bagian sekuensial yang berbeda: Kebutuhan dasar, kesenjangan antara Dunia Mutu dan Dunia Nyata, Perilaku Total, dan pilihan perilaku efektif, dengan total dua puluh satu sesi. Terutama, ini adalah kursus pelatihan untuk mengajar yang efektif. Pilihan perilaku melalui Program Terapi Realita.
Bagian I: Kebutuhan Dasar dan Pilihan Perilaku

Bagian ini untuk menjelaskan Glasser's Five Basic Needs, yaitu cinta atau rasa memiliki, prestasi, kebebasan, kesenangan, dan kelangsungan hidup para peserta. Tujuan utama dari bagian ini adalah untuk membuat peserta mengetahui bagaimana, kapan, dan dimana mereka merasa puas dengan lima kebutuhan dasar. Pakar Terapi Realitas menyarankan agar mereka merencanakan bagaimana mereka bisa menjadi lebih puas dengan lima kebutuhan dasar.
Bagian II: Perbedaan antara Dunia Mutu dan Dunia Perceived, dan Pilihan Perilaku
Bagian II dirancang untuk membantu para peserta memahami perbedaan antara dunia yang berkualitas dan dunia yang dirasakan. Dunia berkualitas terdiri dari gambar-gambar tertentu yang menggambarkan, lebih dari apapun yang kita ketahui, cara terbaik untuk memenuhi satu atau lebih kebutuhan dasar kita (Glasser, 1998). Bagian II meminta peserta menggambar album gambar mental dan untuk mempertimbangkan apakah itu dapat dicapai atau tidak. Spesialis Terapi Realitas membantu mereka merencanakan bagaimana mereka bisa menjadi lebih puas dalam keseimbangan antara dunia yang berkualitas dan dunia yang dirasakan.
Bagian III: Perilaku Total & Pilihan Perilaku
Bagian ini untuk mempelajari Glasser's 'Total behavior car'. Perilaku total terdiri dari empat komponen: akting, pemikiran, perasaan, dan fisiologi yang terkait dengan semua tindakan, pikiran, dan perasaan kita. Peserta mengidentifikasi perilaku total yang mereka sukai / tidak suka. Tujuan dari bagian ini adalah untuk membantu peserta belajar mengendalikan diri secara lebih baik meski memilih perilaku total.
Bagian IV: Pilihan Perilaku Efektif
Bagian IV mengajarkan kepada peserta bagaimana merencanakannya meskipun WDEP (Want, Doing, Evaluation, and Planning). Ditekankan bahwa mereka harus merencanakan cara-cara di mana mereka tidak mengganggu keinginan orang lain. Pada periode penutupan, semua peserta mengekspresikan pilihan perilaku positif, apa yang telah mereka pelajari, dan bagaimana mereka memandang masa depan mereka.
Diskusi
Dapat dipertimbangkan dari temuan di atas bahwa Terapi Realitas dapat membantu pasien skizofrenia untuk memiliki lokus kontrol internal yang tinggi dan pilihan perilaku yang lebih efektif. Pada saat yang sama, hal itu bisa membantu pasien yang menderita penarikan diri secara sosial karena rendahnya harga diri, frustrasi dan kegagalan untuk memulihkan harga diri dengan citra dan pemahaman diri yang membaik. Di sisi lain, Terapi Realitas dapat memungkinkan pasien-pasien yang telah menjalani kehidupan pasif dan bergantung untuk mengeksplorasi kebutuhan dan keinginan batin mereka. Terapi Realitas juga dapat memungkinkan orang belajar bagaimana mencapai nilai diri, menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi mereka sehingga memperkuat kepercayaan diri untuk tumbuh, dan memotivasi mereka mengatasi stres. Selama proses penelitian, terlepas dari keefektifannya, beberapa masalah disorot misalnya panjang periode penelitian dan seringnya pengobatan, yang dapat menyebabkan biaya medis tinggi. Terapi Realitas adalah self-empowering, dan tidak menyelidiki kegagalan masa lalu pasien namun melihat ke depan perubahan perilaku. Studi ini juga menyoroti perlunya studi lebih lanjut untuk dilakukan.
Kekuatan Peneltian
-Di jelaskan prosedur penelitiannya
-Hasilnya di sajikan dalam bentuk tabel yang lengkap
Kelemahan penelitian
-Jumlah responden yang digunakan terlalu sedikit
Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa Terapi Realitas membawa perubahan positif pada para eksperimen di lokus kontrol internal, harga diri, dan penanganan stres yang berfokus pada masalah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terapi realitas untuk pasien dengan skizofrenia bekerja secara efektif untuk memperbaiki lokus kontrol internal, harga diri dan penanganan stres yang berfokus pada masalah. Dari temuan ini dapat dikatakan bahwa Terapi harus dikembangkan lebih lanjut dan disertakan sebagai bagian dari program rehabilitasi psikiatri. Ini semua lebih tepat waktu dan tepat mengingat penekanan khusus diberikan pada pentingnya rehabilitasi kejiwaan.
Daftar Pustaka
Kim, Jeongsook. (2005). Effectiveness of Reality Therapy Program for Schizophrenic Patients. Journal of Korean Academy of Nursing. 3, 8, 1485-1492.