Perbedaan Psikoterapi Dan Konseling

Posted by Unknown on Maret 17, 2017 with No comments
Psikoterapi


Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang diartikan sebagai jiwadan “theraphy” dari bahasa yunani yang berarti merawat atau mengasuh. Sehingga, psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan “psychoteraphy” tidak tercantum, tetapi ada perkataan “psychotherapeutic” yang di artikan sebagai perawatan terhadap suatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian. Sebagaimana di ketahui, bahwa perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga bisa di lakukan dengan pendekatan dari bidang kedokteran, antara lain dengan farmakoterapi.

Tujuan Psikoterapi
Terdapat beberapa tujuan psikoterapi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:
  •  Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  •  Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada peribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalah dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus dilakukan oleh klien. Corey (1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : Terapi perilaku bertujuan secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (mal adaptive) dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.
  • Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Corey, et al (1987) sebagai berikut : Agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Corey (1991) merumuskan tujuan Gestalt sebagai berikut : membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. unutk merangsangya meneriama tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.


Konseling

Pengertian Konseling
            Dilihat dari sejarahnya, konseling berkaitan erat dengan pemberian nasihat. Suatu keinginan untuk membantu orang lain dengan memberikan nasihat, namu kenyataanya tidak sesederhana sebagaimana di perkirakan. Dalam usaha merumuskan sesuatu tidak mungkin terhindar dari latar belakang teori dan pandangan dari ahli atau tokoh yang menyusun, yang merumuskan, serta penekanan sesuai dengan orientasi khusus yang ingin lebih di tonjolkan.
Stewart (1986), menyusun secara kronologis berbagai perumusan mengenai konseling sebagai berikut:
1.      Rogers [1942]: Suatu hubungan yang bebas dan berstruktur yang membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri yang membimbingnya untuk menentukan langkah-langkah positif kea rah orientasi baru.
2.      Pepinsky dan Pepinsky [1954]: Interaksi yang:
a.       Terjadi antara dua orang, yang satu disebut sebagai konselor dan yang lain sebagai klien.
b.      Berlangsung dalam kerangka professional, dan
c.       Diarahkan agar memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada klien.
3.      Smith [1955]: Suatu proses yang terjadi dalam hubungan pribadi antara seseorang yang mengalami kesulitan dengan seseorang yang professional yang latihan dan pengalamannya mungkin dapat di pergunakan untuk membantu orang lain mampu memecahkan persoalan pribadinya.
4.      Lewis [1970]: Adalah proses di mana seseorang yang mengalami kesulitan (klien) dibantu untuk merasakan dan selanjutnya bertindak dengan cara yang lebih memuaskan dirinya, melalui interaksi dengan seorang yang tidak terlibat yakni konselor.
Konselor memberikan informasi dan reaksi untuk mendorong klien mengembangkan perilaku untuk berhubungan secara lebih efektif dengan diri sendiri dan lingkungan.

Tujuan Konseling
·         Mengubah perilaku yang salah penyesuaian
Para ahli konseling dan psikoterapi berpandangan bahwa tujuan konseling adalah mengubah tingkah laku klien yang salah penyesuaian menjadi perilaku yang tepat penyesuaiannya. Seseorang yang salah penyesuaian perlu mendapatkan konseling, jika tidak dibantu maka dapat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya.
Terkadang ada klien yang tidak dapat memahami diri dan perilakunya sendiri, jika klien memang ingin penyesuaian yang baik maka klien harus menyadari dan memiliki kemauan untuk berubah, agar proses konseling dapat berjalan lancar.
·         Belajar membuat keputusan
Dalam proses konseling juga harus belajar dalam membuat keputusan. Memang tidak gampang dalam mengambil keputusan, tetapi klien harus belajar dan berani dalam hal itu. Karena yang lebih tahu dan paham tentang masalah tersebut adalah klien itu sendiri.
Setiap keputusan yang diambil pasti memiliki konsekuensi positif dan negatif, menguntungkan dan merugikan, yang menunjang maupun yang menghambat. Maka dari itu, dorongan dari konselor juga diperlukan tetapi dengan risiko yang sudah dipertimbangkan sebelumnya sebagai konsekuensi alamiah.
·         Mencegah munculnya masalah
Mencegah munculnya masalah mengandung tiga pengertian, yaitu mencegah jangan sampai mengalami masalah di kemudian hari, mencegah jangan sampai masalah yang dialami bertambah berat atau berkepanjangan, mencegah jangan sampai masalah yang dihadapi berakibat gangguan yang menetap.


Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
Perbedaan konsleing dan psikoterapi adalah konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah yang positif.

KONSELING
PSIKOTERAPI
    1.    Klien
    1.    Pasien
    2.    Gangguan yang kurang serius
    2.    Gangguan yang serius
    3.    Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
    3.  Masalah kepribadian dan pengambilan
          keputusan
    4.    Berhubungan dengan pencegahan
    4.    Berhubungan dengan penyembuhan
    5.  Lingkungan pendidikan dan non medis
    5.    Lingkungan medis
    6.    Berhubungan dengan kesadaran
    6.    Berhubungan dengan ketidaksadaran
    7.    Metode pendidikan
    7.    Metode penyembuhan


Referensi:
Gunarsa, S.D. (2007). Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Suardiman. (2013). Psikologi Konseling. Yogyakarta : Perc. “STUDING”